|
Orang Yang Melakukan Lamut |
Lamut adalah sebuah tradisi berkisah yang berisi cerita tentang pesan dan nilai-nilai keagamaan, sosial dan budaya Banjar.
Lamut merupakan seni cerita bertutur, seperti wayang atau cianjuran.
Bedanya, wayang atau cianjuran dimainkan dengan seperangkat gamelan dan kecapi, sedangkan lamut dibawakan dengan
terbang, alat tabuh untuk seni hadrah.
Pelaksanaan Lamut akan dilakukan pada malam hari mulai pukul 22.00
sampai pukul 04.00 atau menjelang subuh tiba. Pembawa cerita dalam Lamut
ini diberi julukan
Palamutan. Pada acara, Palamutan dengan membawa
terbang besar yang diletakkan dipangkuannya duduk bersandar di
tawing halat
(dinding tengah), dikelilingi oleh pendengarnya yang terdiri dari
tua-muda laki-perempuan. Khusus untuk perempuan disediakan tempat di
sebelah dinding tengah tadi
Macam Macam Lamut
Lamut Batatamba
Lamut Batatamba (Lamut pengobatan) berfungsi sebagai
pengobatan, misalnya untuk anak yang sakit panas yang tidak
sembuh-sembuh, atau ada orang yang sulit melahirkan dan lain-lain.
pertunjukan lamut batatamba haus disertai dengan sejumlah persyaratan,
yaitu
piduduk yang terdiri dari perangkat piduduk (sesaji), kemenyan atau perapin (dupa), beras kuning, garam, kelapa utuh, gula merah, dan sepasang benang-jarum.
Setelah itu dilakukan tepung tawar dengan mahundang-hundang
(mengundang) roh halus, membacakan doa selamat, dan memandikan air yang
telah didoakan kepada si sakit
Lamut Baramian
Lamut Baramian (Lamut Hiburan) biasa dihadirkan untuk mengisi acara perkawinan, syukuran, khitanan dan acara hiburan lainnya.
Bila pada wayang ada tokoh punakawan yang terdiri dari Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong, pada Lamut tokohnya adalah
Paman Lamut serta tiga anaknya;
Anglung,
Angsina, dan
Labai Buranta. Sedangkan ceritanya sudah berpakem seperti wayang purwa, tentang kerajaan yang dipimpin Prabu Awang Selenong.
Meski tokoh dan pakem cerita lamut tertentu, pengembangan cerita
tetap dimungkinkan sesuai kemampuan si pelamutan dalam meramu. Ramuan
cerita itu bisa disadur dari kisah Panji, Andi-andi, atau Tutur Candi,
bahkan cerita 1.001 malam. Kisah juga bisa menjadi dramatis dengan lakon
yang gagah berani atau romantis.
Masyarakat Banjar paling mengharapkan kisah percintaan antara Junjung
Masari dan Kasan Mandi. Para penonton hanyut ketika mendengar kisah
percintaan kedua tokoh itu dalam syair pantun bahasa Banjar.
Lamut juga digemari warga keturunan Tionghoa di Banjarmasin. Mereka kerap minta lamut dimainkan saat hendak sembahyang di Pulau Kembang di tengah Sungai Barito di Banjarmasin
Fungsi Lamut
- Sebagai media dakwah agama Islam dan muatan pesan–pesan pemerintah atau pesan dari pengundang Lamut.
- Sebagai hiburan
- Manyampir, yaitu tradisi bagi keturunan palamutan.
- Hajat seperti untuk tolak bala atau doa selamat pada acara kelahiran
anak, khitanan atau sunatan, mendapat rejeki. Menurut kepercayaan,
kalau menyampir dan hajat ini tidak dilaksanakan maka akan membuat mamingit yakni menyebabkan sakit bagi yang bersangkutan.
- Sebagai pendidikan terutama mengenai tata krama kehidupan masyarakat
Banjar. Biasanya petatah petitih berupa nasihat, petuah atau bimbingan
moral.
Seni lamut bisa dikatakan bernasib malang karena kini di ambang punah.
Satu per satu pelamutan meninggal dunia, sementara proses pewarisan dan
regenerasi kesenian itu mandek. Seni berkisah itu juga semakin
ditinggalkan karena generasi muda tak lagi tertarik memainkannya. Kini,
tak ada organisasi atau lembaga yang peduli kepada lamut, apalagi
membina munculnya pelamutan baru